7 lapis bumi dan penghuninya

7lapis bumi; 7 lapis langit; Segala galaksi; Bumi Kita ; Dinamakan ALAM ARWAH atau ROH yakni terkumpulnya arwah segala anbiya, mursalin dan segala mu'min. Dinamakan ASHLUL ARWAH yaitu Mazh harul atam, Jadi "Khatamun nabiyin wa syaidul mursalin wa rahmatul lil alamin" Lalu siapa yang akan mengisinya atau penghuninya neraka, neraka ini tidak Bukanitu saja, penghuninya, sengaja Tuhan menunjuk makhluh yang terunggul dari makhluh yang ada yaitu manusia. Tapi, ternyata kerusakan, malapetaka, degradasi, erosi, dan anomali-anomali kerusakan lain, memperparah ke-asli-an bumi pada mula pertama diciptakan.Kebutuhan akan ruang untuk hidup, eksistensi, harga diri, napsu serakah, hegemoni kekuasaan merupakan Bahkanklaim flatter, mereka sudah terbang setinggi NASA dan bumi masih saja datar. 2. Satelit adalah Ilusi, Internet Terhubung Melalui Kabel Bukan Satelit. Menurut Flatter satelit itu hanya kebohongan NASA untuk ngeruk uang. Faktanya, siaran TV, internet, telpon dll terhubung menggunakan jaringan kabel bawah laut dan 7 menara utama di dunia. AllahSWT berfirman menunjukkan kekuasaan-Nya yang sempurna dan penciptaan-Nya, “Apakah orang-orang kafir yang mengingkari ketuhanan-Nya Yang Maha Esa dan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya tidak melihat dan merenungkan penciptaan Tuhan, langit dan bumi yang dahulunya adalah padu kemudian dipisahkan menjadi langit dan bumi tujuh lapis, Adabeberapa bangunan mewah yang terbengkalai dan ditinggalkan oleh orang-orang karena beberapa sebab. berikut ini adalah bangunan mewah yang ditinggalkan oleh penghuninya karena beberapa alasan. Berjubel, Santri-santri Anak Kiai Jombang Ternyata Sudah Berani Lakukan Hal 'Pengecut' Ini, Pasalnya Bakal Berlapis-lapis! 7lapis bumi dan penghuninya ciri ciri planet secara umum sebagian besar lapisan pada matahari tersusun atas makalah tentang lapisan bumi jarak bumi dan langit macam macam lapis gambar benda luar angkasa pengertian selimut bumi materi geografi tentang atmosfer fungsi nitrogen bagi makhluk hidup Yangjelas, jika kita menggunakan konsep keseimbangan, dimana Allah memang selalu menggunakan ‘konsep seimbang' dalam mencipta makhlukNya. Maka kedalaman neraka juga seperti luasnya surga yang tidak bisa terdeteksi dengan ilmu pengetahuan. Sehingga kalau seseorang dimasukkan ke dalam neraka, jangan harap bisa bertemu dan 'beramai-ramai Dilansirdari Umma, Senin (28/2/2022), berikut penjelasan tentang kisah perjalanan Rasulullah pada ketujuh langit yang perlu ditembus beserta penghuninya. 1. Langit tingkat pertama. Pada tingkatan langit pertama, Rasulullah dipertemukan dengan Nabi Adam AS. Pertemuan ini, dihiasi dengan Rasulullah dan Nabi Adam bertegur sapa. Inilahmekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Selaput paru-paru terdiri dari dua lapis. Selaput paru-paru membungkus alveolus-alveolus. Jumlah alveolus kurang lebih 300 juta buah. Luas permukaan seluruh alveolus diperkirakan 100 kali dari luas permuklaan tubuh Dzahirdari judul penulis menunjukkan ada dua perkara, (1) keutamaan tauhid dan (2) tauhid adalah penggugur dosa-dosa. Karena kita tahu bahwasanya keutamaan tauhid bukan hanya menggugurkan dosa-dosa, akan tetapi banyak ketumaan-keutamaan yang lain seperti mendapatkan syafaat Nabi, masuk surga, dll. Dan judul bab tersebut termasuk dalam . Oleh Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Bumi merupakan bagian dari planet yang menyusun tata surya. Bumi juga merupakan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan. Bumi memiliki diameter sebesar mil dengan struktur berlapis-lapis yang dimulai dari lapisan pelindung bumi, lapisan batuan, hingga lapisan inti atau lapisan terdalam yang sangat panas. Setiap lapisan tentunya memiliki karakteristik, kandungan, juga fungsinya masing-masing. Tujuh lapisan bumi, yaitu Lapisan Troposfer Lapisan Stratosfer Lapisan Mesosfer Lapisan Termosfer Lapisan Eksosfer Lapisan Kulit dan Mantel Bumi Lapisan Inti Barisfer Baca juga Perbedaan Musim di Bumi Belahan Utara dan SelatanBerikut penjelasannya Lapisan Troposfer Troposfer merupakan lapisan paling dasar yang sangat dekat sekali dengan bumi. Ketinggiannya 0-12 kilometer di atas permukaan bumi. Lapisan ini juga berfungsi untuk menjaga kestabilan udara yang ada di bumi. Lapisan Stratosfer Lapisan stratosfer berada tepat di atas troposfer. Pada stratosfer terdapat lapisan ozon di ketinggian 35 km yang berfungsi melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang berlebihan. Stratosfer memiliki sifat udara yang kering karena hanya mengandung debu, tidak ada uap air. Lapisan ini terdiri dari lapisan isotermal yang berada pada ketinggian 11 kilometer hingga 22 kilometer dan lapisan inversi yang berada pada ketinggian 20 hingga 60 kilometer. Lapisan Mesosfer Mesosfer merupakan lapisan ketiga dari atmosfer bumi yang memiliki ketinggian mencapai 55 hingga 80 kilometer. Pada lapisan mesosfer, semakin ke atas maka suhu yang ada di udara semakin menurun. Lapisan mesosfer merupakan lapisan pelindung bumi yang dapat melindungi bumi dari jatuhnya meteor. JAKARTA – Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi 1878-1960 M menjelaskan maksud dari tujuh langit yang diabadikan Allah SWT dalam Alquran. Hal ini dijelaskan Nursi dalam karyanya yang berjudul Al-Lama'at kumpulan cahaya, yang memuat berbagai topik keislaman yang menarik dan mencerahkan. Nursi menjelaskan bahwa lewat perkiraan, perasaan, penelitian, dan percobaan telah terbukti bahwa ketika sebuah materi terbentuk dan tersusun, terlahir darinya beberapa produk lain yang memiliki bentuk dan lapisan berbeda. Dia mencontohkan, ketika intan mulai terbentuk ia menghasilkan abu, arang, dan intan. Juga, ketika api terbentuk, ia menghasilkan bara api, nyala api, dan asap yang keluar darinya. Pada saat oksigen dan hidrogen bercampur, terbentuklah air, es, dan uap. Dari sini, menurut Nursi, dapat diketahui bahwa terbentuknya sebuah materi tententu terbagi atas beberapa tingkatan. Karena itu, ketika Allah Yang Mahakuasa hendak membentuk materi eter, terlahir darinya tujuh jenis langit dengan tingkatan dan lapisan yang berbeda-beda seperti bunyi firman Allah SWT. فَسَوّٰى هنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ “Lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit.” QS Al-Baqarah 2 ayat 29 Nursi mengatakan, semua petunjuk di atas secara tegas menunjukkan keberadaan beberapa langit. Jelas sekali bahwa jumlah langit banyak. Dan karena dalam Alquran Allah Yang Mahabenar menyatakan bahwa jumlahnya ada tujuh, maka dia ada tujuh. “Dalam bahasa Arab, penggunaan kata tujuh, tujuh puluh, tujuh ratus dan seterusnya menunjukkan jumlah yang banyak. Artinya, bisa jadi tujuh lapisan yang dimaksud adalah lapisan yang sangat banyak,” jelas Nursi dikutip dari buku Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press, halaman 134-135. Baca juga Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat Perlu diketahui bahwa ada tujuh bagian makna yang tampak dengan jelas membenarkan banyak bagian dari makna keseluruhan dari tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi. Nursi mengutip firman Allah SWT sebagai berikut اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ وَّمِنَ الْاَرْضِ مِثْلَهُنَّۗ “Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari penciptaan bumi juga serupa”. QS At-Thalaq [65] 12 Secara eksplisit, menurut Nursi, ayat ini tidak menyatakan bahwa bumi terdiri dari tujuh lapis. Tetapi, dia menegaskan bahwa Allah SWT menciptakan bumi dan menjadikannya sebagai tempat tinggal bagi para makhluk-Nya sebagaimana tujuh lapis langit. “Ayat itu tidak mengatakan bahwa bumi diciptakan dalam tujuh lapis. Adapun ketika bumi diserupakan dengan langit seperti yang terdapat pada ayat di atas, maka penyerupaan tersebut adalah dari sisi di mana keduanya merupakan sama-sama makhluk dan sama-sama tempat tinggal bagi para makhluk,” kata Nursi. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Ilustrasi langit. Foto Clicks Kemarin, seluruh umat Islam berlomba-lomba untuk memperbanyak amalan. Ya, Isra Mikraj tahun ini jatuh pada Kamis, 11 Maret 2021. Isra Mikraj menceritakan kisah yang sangat bermakna dalam sejarah Islam. Peristiwa Isra Mikraj merupakan perjalanan rohani yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam perjalanan Mikraj, Rasulullah melewati tujuh lapis langit dan bertemu dengan beberapa Nabi pilihan Allah. Ia harus melewati berlapis-lapis langit tersebut hingga akhirnya bertemu dengan Allah SWT. Dalam surat At-Talaq ayat 12, Allah pun berfirman Allahullazi khalaqa sab’a samawatiw wa minal-ardi mislahuun, yatanazaalul-amru bainahunna liat’lamu annallaha ala kulli syai ing qadiruw wa annallaha qad ahata bikulli syai in ilma Artinya “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah MahaKuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” Dilansir dari Umma, berikut penjelasan tentang kisah perjalanan Rasulullah pada ketujuh langit yang perlu ditembus beserta penghuninya. 1. Langit tingkat pertama Pada tingkatan langit pertama, Rasulullah dipertemukan dengan Nabi Adam AS. Pertemuan ini, dihiasi dengan Rasulullah dan Nabi Adam bertegur sapa. Kemudian, Rasulullah pun melanjutkan perjalanannya. 2. Langit tingkat kedua Rasulullah dikisahkan bertemu dengan Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS pada langit tingkat kedua ini. Kedua pun bersikap ramah kepada Rasulullah. Tak hanya itu, mereka pun mendoakan kebaikan untuk Rasulullah sebelum ia kembali melanjutkan perjalanannya. 3. Langit tingkat ketiga Sesampainya di langit tingkat ketiga, Rasulullah dipertemukan dengan Nabi yang merupakan manusia tertampan ciptaan Allah SWT, siapakah itu? Ya, nabi itu adalah Nabi Yusuf AS. Dalam kesempatan itu, Nabi Yusuf memberikan sebagian ketampanannya kepada Rasulullah. Tak lupa, ia juga mendoakan kebaikan untuk Rasulullah seperti yang dilakukan oleh Nabi Isa dan Nabi Yahya sebelumnya. 4. Langit tingkat keempat Selanjutnya, Rasulullah dipertemukan dengan Nabi Idris AS di langit tingkat keempat. Nabi Idris dikenal sebagai seorang nabi yang diberikan anugerah berupa pengetahuan. Selain itu, ia juga merupakan manusia pertama yang mengenal tulisan. 5. Langit tingkat kelima Pada langit tingkat kelima, Rasulullah bertemu dengan Nabi Harun AS. Nabi Harun merupakan saudara Nabi Musa AS yang selalu mendampingi Nabi Musa ketika berdakwah kepada kaum Bani Israil. Ia juga hadir ketika Nabi Musa mengajak Raja Fir’aun untuk beriman kepada Allah SWT. 6. Langit tingkat keenam Di langit ini, Rasulullah mendapatkan sambutan yang hangat dari Nabi Musa AS. Sambutan tersebut diberikan layaknya sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Nabi Musa pun mendoakan Rasulullah agar selalu mendapatkan kebaikan dalam setiap urusannya. 7. Langit tingkat ketujuh Terakhir, Rasulullah dipertemukan dengan Nabi Ibrahim AS yang dikenal sebagai bapaknya para Nabi. Nabi Ibrahim pun mengajak Rasulullah menuju Sidratul Muntaha untuk nantinya bertemu dengan Allah SWT. Sidratul Muntaha digambarkan sebagai pohon dengan keindahan yang tidak ada bandingannya dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di pohon inilah Rasulullah berdialog dengan Allah SWT. Pada momen ini, Rasulullah pun mendapatkan perintah untuk menjalankan ibadah salat wajib lima waktu dalam sehari. SYI Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru lainnya. Kaskus Addict Posts 2,614 Spoiler for Cek Repsol Gan Kali ini ane akan membahas tentang para penghuni 7 dimensi lapisan langit. Lapisan dimensi langit ini bukan seperti lapisn atmosfer tapi lebih mengarah pada dimensi-dimensi gaib tak kasat mata. Pada tiap dimensi memiliki penghuninya masing-masing dan juga tiap lapisan dimensi mempunyai pergerakan atom-atom yang berbeda pula sehingga menyebabkan ketidak terkaitan antara satu dimensi dengan dimensi lainnya. Kita mulai dengan dimensi yang paling bawah yaitu QuoteQuoteDimensi pertama alam nyata/alam tanah QuoteDimensi pertama atau alam nyata ini adalah dimensi yang paling bawah dan paling kasar atau biasa disebut alam yang pergerakan atomnya memiliki getaran yang kuat. Alam ini di huni oleh mahluk nyata yaitu yang diciptakan dari tanah berupa manusia, hewan, tumbuhan dan lain sebagainya. Dimensi pertama ini tidak dapat berkomunikasi langsung terhadap dimensi kedua dan seterusnya dikarenakan dimensi pertama tidak dapat ataupun merasakan dimensi kedua dan seterusnya dikarenakan dimensi seterusnya tidak sekasar dimensi pertama. QuoteQuoteDimensi kedua alam api QuoteDimensi kedua atau dimensi api adalah dimensi setelah dimensi pertama, dimensi ini memiliki pergerakan atom electron yang sedikit lebih halus dari alam nyata oleh sebab itu dimensi pertama tidak dapat melihat atau merasakan dimensi kedua tetapi dimensi kedua dapat merasakan dimensi pertama. Dengan kata lain dimensi yang lebih tinggi dapat melihat atau merasakan dimensi yang lebih rendah, tapi dimensi yang lebih rendah tidak dapat merasakan dimensi yang lebih tinggi. Dimensi kedua ini dihuni oleh para jin, setan, dan iblis. Itu sebabnya manusia tidak dapat merasakan secara langsung para jin dan ketiga alam angin QuoteDimensi ini adalah alam dimana tempat berkumpulnya roh orang yang sudah meninggal. Dimensi ini tidak dapat di jamak oleh manusia, jadi apa bila seseorang bercerita bahwa telah melihat keluarga ataupun anak saudaranya yang sudah meninggal ada 3 kemungkinan yaitu bisa saja orang tersebut telah memfisualkan imajinasinya dengan kata lain ia telah melihat hayalannya sendiri, atau kedua berarti jin qarin bagi yang belum tau jin qarin itu apa tunggu postingan saya berikutnya orang yang telah meninggal tersebut berubah bentuk menyerupainya, dan yang ketiga berarti anda sudah dibohongi. Tetapi atas izin Allah SWT bisa saja seseorang dibukakan mata batinnya sampai menembus dimensi keempat alam cahaya QuoteDimensi keempat ini adalah alamnya para cahaya nur atau lebih tepatnya para malaikat. Malaikat menghuni dimensi keempat sehingga malaikat dapat mengetahui apa yang di kerjakan oleh manusia, jin dan roh orang yang sudah meninggal. Malaikat memiliki jumlah yang paling banyak diantara mahluk Allah SWT. Jumlah malaikat adalah 10 kali lipat dari jumlah jin, sedangkan jumlah jin yaitu 10 kali lipat dari jumlah manusia dikalikan dengan jumlah hewan, tumbuhan, batu-batu, dan pasir-pasir yang ada kelima alam awal QuoteDimensi kelima biasa juga di sebut dengan alam awal, alam ini adalah alam dimana tempat berdiamnya para nyawa mahluk-mahluk Allah SWT disini lah tempat dimana diucapkannya janji dengan Allah keenam alam akhir QuoteDimensi keenam adalah alam akhir yaitu alam dimana di bangkitkannya seluruh mahluk ciptaan Allah SWT pada hari akhir ketujuh alam akhiratQuoteDimensi ketujuh ini adalah dimensi yang paling tinggi, di sini lah tempat Allah SWT, untuk sebabnya Allah SWT dapat melihat dan mengontrol para makhluknya dan disini juga lah tempat neraka dan syurga tempat para makhluk setelah di hisab dan kekal di lah sedikit penjelasan tentang 7 dimensi langit, semoga bermanfaat dan mohon maaf apa bila ada kesalahan Thread Ane Yang Lainnya Kaskuser 28-03-2015 0308 nona212 memberi reputasi Kaskus Addict Posts 2,614 QuoteKomeng - Komeng Kaskuser Spoiler for QuoteOriginal Posted By hanif48►Keduax aja deh Maaf gan, tapi bukannya Allah SWT itu ada dimanapun ya? yang artinya seluruh ZAT Allah membaur dengan seluruh semesta alam? CMIIW nice trit gan. Semoga trit ini mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Nginget akhirat gak cuma mikir BBM naik doank ilovindoesias QuoteOriginal Posted By GODGaz►gimana ya jadi takut alam akhir harus bener bener dipersiapkan dari sekarang untuk alam akhir menuju alam akhiratQuoteOriginal Posted By cluepy►Jadi alam2 yang bakal dilewatin manusia ya gan QuoteOriginal Posted By Cavalero►Sedikit membuka wawasan ane..jd mengubah pola pikir niQuoteOriginal Posted By NIRVANA..►nabi muhammad SAW udah di beri izin bisa pergi sampe ke dimensi ke 7 gan....QuoteOriginal Posted By 43215► Saking deket-Nya sampai kita tak mampu melihat-Nya.... Allah SWT itu laysa kamitslihi syai-unQuoteOriginal Posted By antomulyo►Bikin penasaran aja dan pengen bahas satu-satu dimensinya dan apakah nalar manusia bisa mencapainyaQuoteOriginal Posted By teninchrings►wah nice trit ini gan , ane jadi nambah ilmu nih soal dimensi alam lain , ditunggu trit lainnya gan QuoteOriginal Posted By 64m64n9s► betul tuh....tapi di situ lah SinggasanaNya dikenal dengan 'Arsy posisinya tegak lurus dengan ka'bah di kota Mekkah yang merupakan titik pusat bumi yang sesungguhnya. oleh karena itu orang2 sholat menghadap ka'bah agar tidak repot mesti menghadap ke atas....hehe.....Dia tak terbatas ruang dan waktu.......tiada awal dan tiada akhir.... QuoteOriginal Posted By letnankimi►Wah, ternyata alam juga punya lapisan ya Gan. Nice share Gan .QuoteOriginal Posted By ovalatozza►nice tread gan .. newbie izin komeng,mantap jadi nambah pengetahuan 28-03-2015 0309 Numpang mejeng di pejwan heee 28-03-2015 0316 Kaskus Addict Posts 3,326 Keduax aja deh Maaf gan, tapi bukannya Allah SWT itu ada dimanapun ya? yang artinya seluruh ZAT Allah membaur dengan seluruh semesta alam? CMIIW nice trit gan. Semoga trit ini mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Nginget akhirat gak cuma mikir BBM naik doank ilovindoesias 28-03-2015 0336 nyimak dulu gan... 28-03-2015 0339 Kaskus Addict Posts 1,099 nyimeng dulu gan, barangkali dapet faedah 28-03-2015 0404 semoga Thread ini menjadi HT 28-03-2015 0405 sayang picnya kagak kebuka di sini bray 28-03-2015 0416 looh setau saya ALLAH itu ada di atas langit ke 7, apa saya yg salah ya? tritnya keren, semoga jadi HT 28-03-2015 0424 nah ini kayanya perlu ditelaah lebih lanjut gan 28-03-2015 0432 nyimak dulu ya gan... 28-03-2015 0435 keren tritnya gan 28-03-2015 0442 Kaskus Maniac Posts 4,978 hmm ane pelajari terlebih dahulu ya gan 28-03-2015 0459 Kaskus Maniac Posts 6,897 Trit bermuhasabah... Nice 28-03-2015 0503 Kaskus Addict Posts 2,621 Jadi alam ini ada 7 dimensi ya nice trit gan semoga HT 28-03-2015 0544 Kaskus Addict Posts 2,483 berarti alam kubur ga termasuk ye gan ? 28-03-2015 0600 Kaskus Addict Posts 1,984 alam barzah ga ada ya gan?Quote 28-03-2015 0612 Kaskus Addict Posts 1,484 MANTABBB.. 28-03-2015 0613 Kaskus Addict Posts 2,305 gimana ya jadi takut alam akhir harus bener bener dipersiapkan dari sekarang untuk alam akhir menuju alam akhirat 28-03-2015 0613 Kaskus Addict Posts 1,172 Mantap gan tritnya... 28-03-2015 0712 Ilustrasi bumi. Foto PixabayBumi memiliki struktur berlapis-lapis yang dimulai dari lapisan pelindung bumi, lapisan bebatuan, hingga lapisan inti atau lapisan terdalam yang sangat panas. Bumi memiliki diameter sekitar km dan terdiri dari 7 lapisan yang menjadi lapisan tentunya memiliki karakteristik hingga fungsinya masing-masing. Makhluk hidup yang ada di planet bumi hanya dapat hidup pada lapisan bumi yang keras dan kaku yang disebut kulit bumi atau litosfer, karena lapisan ini memiliki kandungan oksigen yang buku Bumi dan Antariksa Kajian Konsep, Pengetahuan, dan Fakta oleh Resyi A. Gani, dkk., dijelaskan bahwa lapisan keras pada kulit bumi bukan hanya bebatuan. Ada juga tanah liat, abu gunung berapi, pasir, dan kerikil sebagai pendukung dari lapisan litosfer termasuk ke dalam 7 lapisan bumi urutan ke berapa? Berapa tebal kedalamannya? Untuk mengetahui lebih lengkapnya, simak penjelasannya di bawah Lapisan BumiIlustrasi lapisan bumi. Foto KumparanMir Aneesuddin, menuliskan dalam Buku Saku Ayat-ayat Semesta, 7 lapisan bumi antara lain lapisan atmosfer troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer, lapisan kerak dan mantel bumi, serta lapisan inti. Berikut adalah uraiannya1. Lapisan TroposferTroposfer merupakan lapisan paling dasar yang sangat dekat sekali dengan bumi. Ketinggiannya 0-12 kilometer di atas permukaan bumi. Lapisan ini juga berfungsi untuk menjaga kestabilan udara yang ada di Lapisan StratosferLapisan stratosfer berada tepat di atas troposfer. Pada stratosfer terdapat lapisan ozon di ketinggian 35 km yang berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang memiliki sifat udara yang kering karena hanya mengandung debu, tidak ada uap air. Lapisan ini terdiri dari lapisan isotermal yang berada pada ketinggian 11 km hingga 22 km dan lapisan inversi yang berada pada ketinggian 20 hingga 60 km.3. Lapisan MesosferMesosfer merupakan lapisan ketiga dari atmosfer bumi yang memiliki ketinggian mencapai 55 hingga 80 km. Pada lapisan mesosfer, semakin ke atas maka suhu yang ada di udara semakin mesosfer merupakan lapisan pelindung bumi yang dapat melindungi bumi dari jatuhnya meteor. Di antara lapisan mesosfer dan termosfer, terdapat lapisan perantara yakni mesopause. Suhu minimum dari lapisan mesosfer ini terdapat pada lapisan Lapisan TermosferLapisan keempat pada lapisan bumi ini disebut juga dengan lapisan ionosfer. Bernama demikian karena pada lapisan ini terjadi proses ionisasi atom-atom udara oleh sinar X dan sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh sinar ini memiliki ketinggian 80 hingga 800 km. Berbeda dengan lapisan mesosfer, pada lapisan termosfer semakin ke atas maka suhu yang dimilikinya semakin tinggi, yakni dapat mencapai lebih dari 500 derajat celcius. Lapisan termosfer dapat memantulkan gelombang radio sehingga sangat bermanfaat bagi dunia komunikasi yang ada di bumi. Foto Pixabay5. Lapisan EksosferEksosfer merupakan lapisan terluar dari atmosfer bumi. Ketinggian lapisan ini antara 800 hingga km. Pada lapisan eksosfer, jika udara yang dimiliki semakin tinggi maka gravitasinya semakin kecil. Kelima lapisan ini termasuk ke dalam lapisan Atmosfer yang menyelubungi bumi. Lapisan atmosfer memiliki sifat-sifat sebagai berikutTransparan. Atmosfer atau udara yang ada di sekitar tidak dapat dilihat menandakan bahwa atmosfer bersifat transparan. Walau tak dapat dilihat, sebenarnya atmosfer tetap ada untuk melindungi dan dinamis. Udara bersifat elastis, artinya dapat mengembang dan mengkerut serta dapat menempati ruang sesuai dengan bentuk bendanya. Udara juga bersifat dinamis, artinya mudah bergerak dan berubah sehingga mampu menimbulkan berwarna, tidak berbau, dan tidak dapat dirasakan. Udara dapat dirasakan jika udara tersebut bergerak dalam bentuk angin. Gerakan udara ini timbul karena adanya perbedaan tekanan berat, sehingga dapat menimbulkan tekanan. Udara yang ada pada lapisan terbawah akan memiliki tekanan yang lebih besar karena lapisan udara yang ada di bawah menanggung berat atau beban dari lapisan udara yang ada di atas beberapa gas. Gas yang terkandung dalam lapisan atmosfer bumi antara lain nitrogen, oksigen, argon, karbon dioksida, dan Lapisan Kulit dan Mantel BumiSetelah atmosfer, lapisan selanjutnya adalah lapisan kulit bumi yang keras kerak bumi dan lapisan mantel bumi. Kerak bumi terbagi menjadi dua bagian, yakni lempeng benua continental crust dan lempeng samudra oceanic crust.Lapisan batuan pembentuk kulit bumi litosfer ini memiliki ketebalan kurang dari 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi. Bahan utama pembentuk lapisan kulit bumi crust adalah magma, yang berupa batuan cair pijar dengan suhu tinggi dan mengandung berbagai macam unsur mineral dan lapisan bumi, terdapat mantel bumi atau lapisan selubung astenosfer. Lapisan ini terletak di bawah litosfer dengan ketebalan km yang berisi material cair dan kental dengan suhu derajat celcius. Material cair dan kental yang membentuk litosfer merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat, dan gas dengan suhu Lapisan Inti BarisferLapisan inti bumi atau core merupakan bagian bumi yang paling dalam dan tersusun atas lapisan NiFe niccolum atau nikel dan ferrum atau besi. Lapisan ini dibedakan menjadi dua bagian, yakni inti luar outer core dan inti dalam inner core.Inti luar adalah inti bumi yang terdapat di bagian luar dengan tebal lapisan km, tersusun dari materi besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas dengan suhu derajat celcius. Sementara inti dalam memiliki ketebalan sekitar km, tersusun atas materi besi dan nikel pada suhu yang sangat tinggi sekitar derajat celcius.4 Lapisan Bumi Berdasarkan Struktur FisikIlustrasi bumi. Foto UnsplashDikutip dari Geografi Jelajah Bumi dan Alam Semesta oleh Hartono 2007 43-44, lapisan bumi dibagi menjadi empat bagian berdasarkan struktur fisiknya, yaitu1. Crust Kerak BumiLapisan kerak bumi menempati bagian paling atas bumi. Lapisan ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudera dan kerak benua. Tebal kedua lapisan ini tidak sama di semua tempat. Berikut penjelasannyaKerak samudera mempunyai ketebalan sekitar 5-12 km. Penyusun kerak samudera yang utama adalah batuan benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 dengan mantel lapisan atas, kerak bumi terbelah menjadi lempeng-lempeng besar seperti potongan puzzle. Inilah yang disebut dengan lempeng tektonik. Lempeng ini bisa bergerak dengan kecepatan 0-14 cm per tahun. 2. Mantle Mantel BumiMantel bumi atau disebut juga selubung bumi adalah lapisan di tengah yang menyelubungi inti bumi dan merupakan bagian terbesar dari bumi. Lapisan ini menempati bagian bawah kerak bumi memiliki sekitar 83,2% dari volume dan 67,8% dari keseluruhan masa bumi. Ketebalan selubung ini berkisar terluar mantel bumi cenderung lebih padat dan menempel dengan kerak bumi di atasnya. Dikutip dari Geografi untuk SMA/MA Kelas X oleh Amir Khosim, dkk., 2008 27, adapun mantel bumi dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaituLitosfer, yakni lapisan yang letaknya paling atas dari selimut bumi. Litosfer terdiri dari materi berwujud padat dengan tebal 50-100 km. Astenosfer, yakni lapisan di bawah litosfer, berwujud kental dengan tebal sekitar 100-400 yakni lapisan yang wujudnya padat dengan tebal sekitar km terletak di bawah Inti Bumi LuarLapisan inti bumi merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan NiFe nikel dan besi. Lapisan ini dibedakan atas dua bagian, yaitu inti luar dan inti bumi luar adalah inti bumi yang ada di bagian luar dengan ketebalan mencapai km. Lapisan ini tersusun dari besi dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar Inti Bumi DalamInti bumi dalam adalah inti bumi yang ada di bagian dalam dengan ketebalan sekitar km. Lapisan ini tersusun atas besi dan nikel pada suhu yang tinggi, yaitu sekitar C, tetapi tetap dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/ lapisan atmosfer yang paling dekat dengan bumi?Apa saja bagian dari mantel bumi?Apa itu inti bumi? BUMI merupakan tempat berpijak bagi seluruh makhluk hidup. Dan untuk melindungi bumi, maka bumi mempunyai lapisan pelindungnya. Bumi itu terdiri dari tujuh lapisan. Hal tersebut diketahui oleh para ilmuwan, hanya saja sebelum mereka mengetahui, Allah SWT telah menerangkannya dalam al-Qur’an. Ketika para ilmuwan mulai meneliti lembah-lembah di bumi untuk mengenal struktur dan unsur-unsurnya, mereka menemukan mitos dan dongeng yang mendominasi abad-abad terakhir itu tidak memiliki dasar ilmiah. Setelah para ilmuwan menemukan bahwa bumi berbentuk bulat telur, maka mereka menduga bahwa inti bola bumi ini mempunyai suatu nukleus, dan cangkangnya adalah kerak bumi yang sangat tipis jika dibandingkan dengan ukuran bumi. Dan antara dua lapisan ini ada lapisan ketiga yang biasa disebut dengan kata mantel. Ini merupakan pengetahuan awal para ilmuwan. BACA JUGA Peringatan soal Kerusakan Bumi oleh Tangan Manusia Perkembangan Fakta-fakta Ilmiah Teori Tiga Lapisan ini tidak cukup lama bertahan karena penemuan-penemuan yang terbaru di sistem geologi. Pengukuran-pengukuran dan percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nukleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini pada gilirannya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras, kita akan menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda. Oleh karena itu para ilmuwan mengklasifikasi lapisan-lapisan bumi menjadi tujuh lapisan, tidak lebih. Kerak bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat cair, dan diakhiri dengan yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat. Para ilmuwan juga menemukan bahwa atom terdiri dari tujuh lapisan atau tingkatan, dan hal ini membuktikan keseragaman ciptaan, di mana bumi mempunyai tujuh lapisan dan atom-atom mempunyai tujuh lapisan juga. Subhanallah. BACA JUGA Ilmuwan Pertama yang Meneliti Jari-jari Bumi Tujuh lapisan bumi itu sangat berbeda-beda dari segi struktur, kepadatan, suhu dan bahannya. Oleh karena itu, tidak seorang pun menganggap bumi itu hanya mempunyai satu lapisan sebagai orang di masa lampau berpikir. Di sini kita menemukan bahwa pemikiran bahwa bumi mempunyai lapisan-lapisan merupakan berkara baru dan tidak dikenal atau yang dikemukakan pada waktu al-Qur’an itu sedang diturunkan. Penemuan-penemuan ini dikemukakan para ilmuwan abad 21 kepada kita, tetapi sejak dahulu kitab Allah telah memberitahu kita tentang hal tersebut. Informasi di dalam Al-Qur’an al-Karim Al-Qur’an al-Karim, perkataan Allah SWT, menuturkan kepada kita tentang tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan bumi di dalam ayat surat Al-Mulk dan Ath-Thalaq. Allah SWT berfirman “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” QS. al-Mulk 3. Allah juga berfirman, “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi,” QS. ath-Thalaq 12. Ayat pertama bericara kepada kedua tentang dua sifat langit bilangan langit itu, yaitu tujuh, dan bentuk langit, yaitu berlapis-lapis. Inilah arti kata thibaqan yang kita temukan di dalam kitab-kitab tafsir al-Qur’an dan kamus-kamus bahasa Arab. Sedangkan ayat kedua menegaskan bahwa bumi itu menyerupai langit, dan hal itu diungkapkan dengan kalimat, Dan seperti itu pula bumi.’ Sebagaimana langit itu berlapis-lapis, maka begitu pula bumi, dan masing-masing jumlahnya tujuh lapisan. Informasi dalam Sunnah Seandainya kita meneliti hadits-hadits Rasulullah SAW, maka kita menemukan sebuah hadits yang menegaskan keberadaan tujuh lapis bumi, maksudnya tujuh lapis yang sebagiannya membungkus sebagian yang lain. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang menyerobot sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis bumi,” HR. Bukhari. Kata menimbun di sini diungkapkan dengan kata thawwaqa yang secara bahasa berarti meliputinya dari semua sisi. BACA JUGA Ilmuwan Tiap Tahun, Poros Bumi Bergeser 10 Sentimeter Pertanyaannya di sini adalah Bukankah hal ini merupakan mukjizat Nabawi yang besar? Bukankah hadits yang mulia ini telah menentukan bilangan lapisan bumi, yaitu tujuh, dan menentukan bentuk lapisan itu, yaitu meliputi dan menyelubungi. Bahkan hadits ini memuat sinyal tentang bentuk bulat atau semi-bulat. Al-Qur’an dan Sunnah telah mendahului ilmu pengetahuan modern dalam mengungkapkan fakta yang ilmiah ini. Selain itu, al-Qur’an juga telah memberi kita penjelasan yang tepat mengenai struktur bumi dengan menggunakan kata thibaqan. Wallahu a’lam. [] SUMBER MTF-ONLINE - Struktur dalam bumi berlapis terdiri dari tiga lingkaran yang konsentris, yaitu kerak crust, mantel mantle dan inti bumi inner and outer core. Berdasarkan hasil penelitian, bumi memiliki jari-jari sepanjang kilometer. Melansir Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika, berikut lapisan bumi berurutan dari yang paling luar hingga paling bumi Kerak bumi merupakan lapisan paling atas dan paling luar dari struktur bumi. Kerak bumi dianalogikan sebagai kulit telor rebus karena sangat tipis, rapuh, dan mudah patah dibandingkan dengan struktur yang ada di bawahnya. Kerak bumi tersusun dari elemen yang relatif ringan seperti silika, alumunium, dan oksigen. Ketebalan lapisan kerak bumi bervariasi akibat permukaan bumi yang tidak rata. Ketebalan kerak bumi di daratan adalah antara 25-40 kilometer. Pada pegunungan ketebalannya bisa mencapai 70 kilometer, sedangkan di lautan dan Kepulauan Hawaii merupakan kerak bumi yang paling tipis, hanya 5 kilometer juga Penyebab Gempa Bumi dan Macam-macamnya Kerak bumi ada dua macam, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua sebagian besar terdiri dari batuan granit, sedangkan kerak samudera terdiri dari batuan basal. Bersamaan dengan mantel lapisan atas, kerak bumi terbelah menjadi lempeng-lempeng besar seperti potongan puzzle. Inilah yang disebut dengan lempeng tektonik. Lempeng ini bisa bergerak dengan kecepatan yang sangat lambat. Pergerakan lempeng tektonik ini hanya 0 sampai 14 sentimeter per tahun. Pemicu pergerakan lempeng tektonik sampai saat ini belum diketahui. Mantel bumi Mantel bumi berada di kedalaman 40 hingga kilometer di bawah permukaan bumi. Mantel bumi tersusun dari material besi, magnesium, dan silika. Bagian terluar mantel bumi cenderung lebih padat dan menempel dengan kerak bumi di atasnya. Mantel bumi bersama dengan kerak bumi membentuk lapisan yang disebut litosfer. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Penciptaan 7 lapis langit dan bumiPenciptaan 7 lapis langit dan bumi terpisah dengan penciptaan Al-Arsy, Al-Qolam, surga, neraka, Kursiy, Air yang Al-Arsy berada di atasnya, dll karena itu semua berada diatas langit ke 7, yang berarti ruang dan waktu yang berada di atas langit ke 7 berbeda dengan ruang dan waktu yang ada di dalam 7 lapis langit dan bumi yang kita tempati dalam banyak ayat Al-Qur’an ada 7 ayat bahwa 7lapis langit dan bumi diciptakan dalam 6 hari diantaranya QS 10 ayat 3, lafalnya, “ inna robbakumulllohal-ladzi kholaqos-samawati wal-ardho fi sittati ayyam…” yang artinya, “ Sesungguhnya robb Tuan, Tuhan kalian adalah Alloh yang telah menciptakan 7 lapis langit dan bumi dalam 6 hari…” Dalam frasa “fi sittati ayyam”yang artinya “dalam 6 hari “ , kata al-ayyamu adalah bentuk jamak dari kata al-yaumu. Al-yauma maknanya adalah waktu secara muhlak al-waqtu muthlaqon artinya tidak saja bermakna waktu antara terbit fajar hingga terbenamnya matahari atau waktu dari setelah maghrib hingga maghrib berikutnya 24 jam tapi menunjukkan suatu waktu/masa/periode apa saja. Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut dalam frasa “sittati ayyam” enam hari bukanlah waktu/periode/masa antara setelah maghrib dengan maghrib berikutnya 24 jam atau waktu dari terbit fajar hingga terbenam matahari yang ada di bumi sekarangkarena kedua waktu ini ada setelah terbentuknya bumi padahal dikatakan dalam ayatQS 41 ayat 9bahwa bumi terbentuk setelah dua hari yaumaini penciptaan yang berarti hari-hari di bumi ada setelah dua hari penciptaan itu dan tentu dua hari penciptaan bukanlahseperti hari-hari di bumi sekarang 24 jam dan tentu hari-hari yang amat sangat lama dan Alloh yang paling tahu lamanya hari-hari itu. Kenapa hari-hari penciptaan adalah hari yang sangat amat lama? Dalam syari’at disebutkan bahwa jumlah hari itu ada 7 hari ke 1 disebut hari al-ahad, hari ke 2 disebut hari al-isnain, hari ke 3 disebut hari ats-tsalatsa’, hari ke 4 disebut hari al-arba’, hari ke 5 disebut hari al-khomis, hari ke 6 disebut hari al-jum’ah, dan hari ke 7 disebut hari as-sabt tidak ada hari ke 8, 9, 10, dst karena setelah hari ke 7 kembali ke hari ke 1. Atas dasar itu saya berasumsi bahwa jumlah hari yang 7 itu selain menunjukkan jumlah hari-hari yang ada di bumi yang ada sekarang juga menunjukkan jumlah hari dalam penciptaan. Lalu hari ke 7 penciptaan saya pandang sebagai hari akhir yaumul-akhir karena tidak ada hari setelah itu yakni hari ke 8, 9, 10, dst. Hari akhir yaumul-akhir itu menunjuk kepada waktu bagi kehidupan akherat dan kita tahu sifat kehidupan akherat itu lebih baik dan lebih kekal QS 87 ayat 17. Maka kalau hari ke 7 penciptaan itu adalah sebagai hari yang lamanya tak terbatas karena kekal maka tentu hari-hari penciptaan sebelumnya hari ke 1 sampai 6 juga adalah hari-hari yang amat sangat lama meski tidak kekal. Dalam 6 hari penciptaan, posisi kita sekarang berada pada hari ke 6 penciptaan dan dalam posisi nama hari-hari itu termasuk hari al-jum’ah. Hari ke 6 penciptaan diakhiri dengan terjadinya kiamat besar yang meliputi 7 lapis langit dan bumi dan itu bertepatan dengan hari al-jum’ah dalam waktu hari bumi seperti yang dikatakan dalam al-hadits bahwa hari kiamat itu terjadi pada hari al-jum’ah dan hari ke 7 penciptaan dimulai setelah peristiwa kiamat besar itu. Dengan demikian 7 lapis langit dan bumi tercipta artinya dari awal hingga berakhirnya sampai ajalnya dalam 6 hari penciptaan dengan lama hari yang hanya diketahui oleh Alloh. Kronologi Penciptaan 7 lapis langit dan BumiDikatakan di dalam QS 21 ayat 30, lafalnya,” …annas-samawati wal-ardho kanata rotqon fafataqnahuma...”, yang artinya, “…sesungguhnya 7 lapis langit dan bumi dulunya keduanya sebagai suatu yang padu, utuh lalu Kami memisahkan keduanya…”. Yang perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah bahwa kata “rotaqo-yartuqu-rotqon” adalah lawan kata dari kata “fataqo-yaftuqu-fatqon”. Kalau makna fataqo-yaftuqu-fatqon adalah membelah, mengoyak/memecah, memisahkan maka kata rotqon mashdar dari kata rotaqo adalah sesuatu yang utuh, padu yang belum terbelah, terkoyak, terpisah. Jadi pada awalnya 7 lapis langit dan bumi adalah sesuatu yang utuh, padu, artinya dia ada, bukan suatu ketiadaan atau titik singular. Ada karena diciptakan Alloh Yang Maha Pencipta. Ketika itu waktu dan ruang yang kita tempati ini dan ruang yang ditempati seluruh benda langit bintang-bintang, galaksi, dll belum ada, yang ada adalah ruang dan waktu yang lain yang berbeda sifatnya dengan ruang dan waktu 7 lapis langit dan bumi. Kita tidak tahu berapa besar dan bagaimana bentuk dari suatu yang padu, utuh, cikal bakal 7 lapis langit dan bumi itu, tapi kita bisa memperkirakan kalau kita bisa tahu jumlah seluruh materi 7 lapis langit dan bumi mungkinkah? Secara tepat itu tidak mungkin, tapi kita bisa memperkirakan dengan asumsi-asumsi. Bentuknya mungkin bulat karena bulat adalah bentuk umum benda-benda angkasa dan karena bentuk bulat bisa mengembang membentuk ruang ke segala arah dengan jarak yang sama Lalu sesuatu yang utuh, padu itu dibelah, dikoyak/dipecahkan, dipisahkan oleh suatu kehendak Sang Pencipta karenanya dikatakan “Kami memisahkan membelah, mengoyak/memecahkan keduanya”. Bisa jadi dengan suatu ledakan besar Big Bang tapi ini perlu dikritisi karena suatu ledakan itu sifatnya tidak terkontrol dan acak padahal dalam ayat tersebut disebutkan adanya suatu “kehendak” yang berarti terkontrol, ada suatu kesengajaan, dan terencana. Bisa jadi bukan dengan suatu ledakan besar, misalnya suatu yang padu, utuh itu adalah sesuatu super pejal/ kepadatannya super padat seperti kepadatan materi yang membentuk inti suatu materi inti atom lalu ditentukan suatu ukuran inti materi dengan berbagai macam materi misalnya Hidrogen satu satuan inti, 1 proton, Helium dua satuan inti, 2 proton, dst dengan komposisi yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta inti Hidrogen menempati posisi terbanyak dan itu dapat kita ketahui dari unsur penyusun 7 lapis langit dan bumi atau ditentukan suatu ukuran inti materi yang sama secara keseluruh yakni inti Hidrogen atau seukuran satu proton lalu dalam perkembangannya membentuk unsur-unsur yang lain. Lalu dengan adanya gaya tolak menolak elektik maka inti meteri itu saling menjauh ke segala arah membentuk ruang mengembang. Atau dengan cara apa saja yang dapat kita perkirakan. Atau dengan suatu cara yang hanya diketahui Alloh saja. Dari sesuatu yang utuh, padu itu pada bagian paling luarnya akan menjadi bakal/bahan pembentuk dinding/atap langit yang pada akhirnya nanti membentuk dinding/atap langit lapis yang ke 7 lalu mengembang membentuk ruang yang nantinya ditempati benda-benda langit dan bumi. Mengembang semakin besar dan permukaan dinding/atap langit semakin luas dan semakin tinggi seiring dengan berjalannya waktu. Maka pertama-tama tentu tercipta terlebih dahulu secara sempurna adalah satu langit as-sama’ dan ke 7 lapis langit as-samawatibelum terbentuk/tercipta. Dikatakan dalam QS 79 ayat 27-30, lafalnya “ A antum asyaddu kholqon amis-sama-u banaha. Rofa’a samkaha fasawwaha. Wa aghthosya lailaha wa akhroja dhuhaha. Wal-ardho ba’da dzalika dahaha. “, yang artinya “ Apakah kalian lebih sulit penciptaannya ataukah langit as-sama’?. Kami lah yang membangun langit sebagai suatu bangunan. Dia, Alloh meninggikan bangunannya dan menyempurnakannya. Lalu Dia, Alloh menjadikan gelap malamnya dan mengeluarkan waktu dhuhanya waktu siangnya yang terang benderang. Setelah itu setelah ada siang dan malam lalu bumi dihamparkan-Nya.” Tentu saja penciptaan langit as-sama-a itu jauh lebih besar dan sulit dan layaknya suatu bangunan tentu ada sekat, ada ruang, ada pintu. Sekat itu memisahkan antara ruang dan waktu yang kita tempati dengan ruang dan waktu yang berada di atasnya tempat Arsy, surga, Kursiy, dll. Adanya pintu langit itu dibuktikan dengan peristiwa isro’-mi’roj Rosululloh saw ke sidrorul-muntaha. Setelahsekat dinding/atap langit ditinggikan dan terus meninggi dan disempurnakan maka terciptalah gelap malam dan terang siang. Dan kita paham yang dimaksud dengan malam adalah bagian yang tidak terkena sinar matahari atau bintang dan siang adalah bagian yang terkena sinar matahari atau bintang dan siang dan malam itu tentu berkaitan dengan planet-planet termasuk bumi. Sebelum di bumi terbentuk tanah/daratan yang ada adalah lava pijar yang meliputi seluruh permukaan bumi, karena kita tahu bahwa tanah, batu yang melingkupi permukaan bumi sekarang ini berasal dari lava yang telah membeku. Dengan berlalunya waktu yang panjang lama-kelamaan lava pijar itu membeku menjadi tanah yang meliputi seluruh permukaan bumi membentuk lapisan kerak bumi yang paling bawah maka terbentuklah bumi dan hal ini jika dihitung dari sejak 7 lapis langit dan bumi sebagai suatu yang padu, utuh membutuhkan waktu dua hari penciptaan yaumaini seperti yang dikatakan dalam QS 41 ayat 9, lafalnya “ Qul a innakum latakfuruna bil-ladzi kholaqol-ardho fi yaumaini…” yang artinya “ katakan wahai Muhammad saw apakah pantas kalian ingkar kepada yang menciptakan bumi dalam dua hari…” Setelah bumi terbentuk dan suhu permukaan bumi memungkinkan air dalam bentuk cair maka terjadilah hujan pertama, seperti yang dikatakan dalam QS 80 ayat 25-32 , lafalnya “ Anna shobabnal-ma-a shobba. Tsumma syaqoqnal-ardho syaqqo. Fa-ambatna fiha habba. Wa inabaw- wa qodhba. Wa zaituna wa nakhla. Wa hadaiqo ghulba. Wa fakihataw-wa abba. Mata’al-lakum wa li an’amikum. “ yang artinya, “ Sesungguhnya Kami Alloh benar-benar yang telah mencurahkan air hujan dari langit. Kemudian Kami belah koyak/pecah bumi dengansebenar-benarnya. Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu. Pohon Zaitun dan pohon kurma. Kebun-kebun yang lebat. Pohon buah-buahan dan rumput-rumputan. Untuk kesenangan kalian dan binatang ternak kalian. “ Setelah hujan pertama terjadi maka terjadilah perubahan di permukan bumi karena hujan yang pertama itu dilanjutkan dengan hujan-hujan berikutnya secara berulang. Permukaan bumi terbelah/terpecah membentuk lempeng-lempeng lalu terbentuklah gunung-gunung dan lapisan-lapisan kerak bumi dan pada kondisi yang kondusif baru ditumbuhkanlah biji-bijian maka munculah kebun-kebun hutan yang lebat dan pohon buah-huahandi bumi itu yang dipersiapkan untuk para penghuninya semua hewan, binatang ternak, manusia, dll. Semua ini jika terhitung sejak 7 lapis langit dan bumi sebagai suatu yang padu, utuh membutuhkan waktu empat hari penciptaan, seperti yang dikatakan dalam QS 41 ayat 10, lafalnya “ Wa ja’ala fiha rowasiya min fauqiha wa baroka fiha wa qoddaro fiha aqwataha fi arbati ayyamin sawa-al-lis-sa-ilin.” yang artinya, “ Lalu Dia, Alloh menciptakan di atas bumi itu gunung-gunung lalu Dia, Alloh memberkatinya dan menentukan kadar makanan sesuai kebutuhan penghuninya dikemudian hari dalam empat hari penciptaan.” Setelah itu dilanjutkan ke penciptaan langit as-sama-u menjadi 7 lapis langit sab-as-samawatu dalam dua hari penciptaan, dikatakan dalam QS 41 ayat 11-12, lafalnya “ tsummastawa ilas-sama-i wa hiya dukhonun fa qola laha wa lil-ardhi’tiya thouan auw karhan qolata ataina tho-i’in. faqodhohunna sab’a samawatin fi yaumaini wa auha fi kulli sama-in amroha wa zayyannas-sama-ad-dunya bi mashobiha wa hifzhon…” yang artinya “ Kemudian Dia menujulangit as-sama-u dan langit itu masih merupakan asap nebula lalu Diaberkata kepadanya dan kepada bumi “ Datanglah kamu berdua dengan suka atau tidak suka terpaksa untuk memenuhi perintah-Ku “ keduanya menjawab “ Kami datang dengan suka hati “. Maka Dia Alloh menjadikannya 7 lapis lapis langit dalam dua hari penciptaan dan Dia mengilhamkan kepada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit dunia langit pertama dengan pelita-pelita bintang-bintang dan penjagaan…” Selama penciptaan dari satu langit as-sama-u menjadi 7 lapis langit sab’as-samawatu dalam dua hari penciptaan ini dan jika dihitung dari awalnya yang berbentuk suatu yang padu, utuh hingga terciptanya 7 lapis langit memerlukan waktu 6 hari penciptaan bumi terus berkembang dengan adanya berbagai jenis penghuni-penghuni berbagai jenis binatang diantaranya berbagai macam saurus dan ciptaan yang terakhir dalam jenisnya, yakni manusia, didahului denganpenciptaan Adam as langsung dari tanah dan kita tahu Adam as diciptakan pada hari al-jum’ah setelah waktu Ashr, dimasukkan ke dalam surga pada hari al-jum’ah, dan dikeluarkan dari surga dan turun ke bumi pada hari al-jum’ah dan kita tahu hari al-jum’ah adalah hari ke 6, kenapa tidak kita katakan bahwa yang dimaksud dengan hari ke 6 al-jum’ah ini adalah juga hari penciptaan, sehingga kita katakan Adam as diciptakan pada hari ke 6 penciptaan seukuran waktu Ashr menurut hari penciptaan itu dan sejak itu manusia berkembang hingga sebanyak manusia yang ada saat ini. Sehingga sekarang kita berada mendekati akhir dari hari ke 6 penciptaan. Hari ke 6 penciptaan berakhir dengan adanya kiamat besar dan itulah umur 7 lapis langit dan bumi dan adalah tepat kalau dikatakan bahwa 7 lapis langit dan bumi diciptakan dalam 6 hari penciptaan. Lihat Humaniora Selengkapnya Isra Miraj merupakan peristiwa besar yang dialami oleh nabi Muhammad SAW. Wajib hukumnya untuk Muslimin mengimani dan meyakini sebagai suatu kebenaran dari Allah SWT. Pada peristiwa itu Nabi Muhammad SAW bertemu Allah SWT, dan mendapat perintah menjalankan salat 5 waktu sehari. Dalam perjalanan bertemu Sang Pencipta, Rasullulah ditemani malaikat Jibril dengan mengendarai Buraaq. Yaitu hewan putih panjang, berbadan besar melebihi keledai dan bersayap. Sekali melangkah, Buraaq bisa menempuh perjalanan sejuah mata memandang dalam sekejap. Rasullulah SAW melewati 7 langit dan bertemu dengan para penghuni di setiap tingkatan. Kabar ini dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan imam Muslim dari Anas bin Malik. 1. Ketika mencapai langit tingkat pertama, Rasullulah SAW bertemu dengan manusia sekaligus wali Allah SWT pertama di muka bumi, Nabi Adam AS. Saat bertemu nabi Adam, Rasullulah sempat bertegur sapa sebelum akhirnya meninggalkan dan melanjutkan perjalanannya. Nabi Adam membekali rasullulah dengan doa, supaya rasullulah SAW selalu diberi kebaikan pada setiap urusan yang dihadapinya. Sambil mengucapkan salam, rasullulah meninggalkan langit pertama untuk menuju langit kedua. 2. Sesampainya di langit kedua, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya. Seperti halnya di langit pertama, rasullulah disapa dengan ramah oleh kedua nabi pendahulunya. Sewaktu akan meninggalkan langit kedua, Nabi Isa dan Yahya juga mendoakan kebaikan kepada rasullulah. Kemudian rasullulah bersama Malaikat Jibril terbang lagi menuju langit ketiga. 3. Tidak disangka, di langit ketiga, Rasullulah bertemu dengan Nabi Yusuf, manusia tertampan yang pernah diciptakan Allah SWT di bumi. Dalam pertemuannya, Nabi Yusuf memberikan sebagian dari ketampanan wajahnya kepada Nabi Muhammad. Dan juga di akhir pertemuannya, Nabi Yusuf memberikan doa kebaikan kepada nabi terakhir itu. 4. Setelah berpisah dengan Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan dan sampailah dia ke langit keempat. Pada tingkatan ini, rasullulah bertemu Nabi Idris. Yaitu manusia pertama yang mengenal tulisan, dan nabi yang berdakwah kepada bani Qabil dan Memphis di Mesir untuk beriman kepada Allah SWT. Seperti pertemuan dengan nabi-nabi sebelumnya, Nabi Idris memberikan doa kepada Nabi Muhammad supaya diberi kebaikan pada setiap urusan yang dilakukannya. 5. Sesampainya di langit kelima, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun. Yaitu nabi yang mendampingi saudaranya, Nabi Musa berdakwah mengajak Raja Firaun yang menyebut dirinya tuhan dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah SWT. Harun terkenal sebagai nabi yang memiliki kepandaian berbicara dan meyakinkan orang. Di langit kelima, Nabi Harun mendoakan Nabi Muhammad senantiasa selalu mendapat kebaikan pada setiap perbuatannya. Setelah bertemu, kemudian Nabi Muhammad melanjutkan perjalanannya ke langit keenam. 6. Pada langit keenam, Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Musa. Yaitu nabi yang memiliki jasa besar dalam membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan menuntunnya menuju kebenaran Illahi. Nabi Musa juga terkenal dengan sifatnya yang penyabar dan penyayang selama menghadapi kolot dan bebalnya perilaku Bani Israil. Selama bertemu dengan Muhammad, Nabi Musa menyambut layaknya kedua sahabat lama yang tidak pernah bertemu. Penuh kehangatan dan keakraban. Sebelum Nabi Muhammad pamit meninggalkan langit keenam, Nabi Musa melepasnya dengan doa kebaikan. 7. Tibalah Nabi Muhammad ke langit ketujuh. Di langit ini, Nabi Muhammad bertemu dengan sahabat Allah SWT, bapaknya para nabi, Ibrahim AS. Sewaktu bertemu, Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’muur, yaitu suatu tempat yang disediakan Allah SWT kepada para malaikatnya. Setiap harinya, tidak kurang dari 70 ribu malaikat masuk ke dalam. Kemudian Nabi Ibrahim mengajak Muhammad untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelum bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah wajib salat. Sidratul Muntaha merupakan sebuah pohon yang menandai akhir dari batas langit ke tujuh. Masih dalam hadits yang sama, rasullulah SAW menceritakan bentuk fisik dari Sidratul Muntaha, yaitu berdaun lebar seperti telinga gajah dan buahnya yang menyerupai tempayan besar. Namun ciri fisik Sidratul Muntaha berubah ketika Allah SWT datang. Bahkan Nabi Muhammad sendiri tidak bisa berkata-kata menggambarkan keindahan pohon Sidratul Muntaha. Pada kepecayaan agama lain, Sidratul Muntaha juga diartikan sebagai pohon kehidupan. Di Sidratul Muntaha inilah Nabi Muhammad berdialog dengan Allah SWT, untuk menerima perintah wajib salat lima waktu dalam sehari Isra’ Miraj dan Misteri 7 Langit Isra’ miraj adalah sebuah perjalanan spiritual lintas langit yang menakjubkan. Sebuah perjalanan dari bumi menembus tujuh lapis langit. Bagaimana persepsi anda tentang langit? Seberapa besar, seberapa jauh? Dimana letaknya? Berapa lama untuk mengarunginya? Nah, hikmah yang mesti kita ambil dari peristiwa isra miraj yang mengarungi tujuh langit adalah agar pemahaman kita lebih baik akan makna “Allah Maha Besar.” Langit adalah benda penuh misteri. Namun setidaknya, kita dapat menangkap sedikit informasi tentang langit sebagaimana yang tersebut oleh penciptanya dalam kitab suci. Tentang Langit Setidaknya ada dua buah versi pemahaman manusia tentang langit. 1. Langit Sughro Langit Kecil 2. Langit Kubro Langit Besar Langit Sughro Langit sughro adalah langit kecil, yaitu atmosfer yang menyelubungi bumi. Inilah pemahaman tentang langit versi pertama. Pemahaman ini berdasar pada ayat-ayat Al Quran sbb “Dialah yang menurunkan air hujan dari langit” Al An’am 99 “Demi langit, dzat yang mengembalikan” At Thariq 11 “dan langit sebagai atap…” Al Baqarah 22 “yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis” Al Mulk 3 Keempat informasi tentang langit dalam ayat-ayat di atas, sama dengan ciri-ciri atmosfer bumi kita, yaitu 1. Atmosfer terdiri atas 7 lapis yaitu Troposfer, Stratosfer, Ozonosfer, Mesosfer, Termosfer, Ionosfer dan Eksosfer 2. Hujan turun dari awan yang membawa uap air. Ayat yang mengatakan “menurunkan air hujan dari langit”, menjelaskan bahwa posisi awan berada di langit, yaitu troposfer lapisan atmosfer yang pertama 3. Atmosfer juga berfungsi sebagai atap pelindung dari benda-benda asing seperti batu meteor yang jatuh ke bumi. Benda asing yang menuju bumi akan terbakar karena gaya gesek berkecepatan tinggi dengan atmosfer. Selain itu, atomosfer juga melindungi dari sinar UV yang berbahaya bagi manusia. Itulah fungsi atmosfer sebagai atap, persis seperti yang tertuang dalam ayat yang mengatakan bahwa langit sebagai atap 4. Atmosfer juga berfungsi sebagi dzat yang mengembalikan At Thariq 11. Ionosfer adalah lapisan atmosfer yang berfungsi untuk memantulkan gelombang radio. Gelombang pemancar radio dari bumi naik ke atas, dan oleh Ionosfer dikembalikan lagi ke bumi. Itulah mengapa kita dapat mendengarkan siaran radio dari belahan bumi lain seperti BBC London dsb. Hujan, juga pada dasarnya merupakan proses pengembalian air ke bumi. Uap air dari bumi naik ke atmosfer, lalu dikembalikan lagi ke bumi. Jelasnya, atmosfer berfungsi sebagai lapisan yang “mengembalikan” sebagaimana dalam ayat “Demi langit, dzat yang mengembalikan”. Langit Kubro Selain pemahaman tentang langit yang diartikan sebagai atmosfer bumi, langit adalah alam semesta yang lebih luas dari sekedar atmosfer. Hal ini tertuang dalam ayat sbb “Dan Kami hiasai langit yang dekat dengan bintang-bintang” QS Al Mulk “Demi langit yang mengandung bintang-bintang” QS Al Buruj Bintang terletak di luar atmosfer bumi. Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi, dan jauh lebih besar dari bumi. Bintang-bintang di alam semesta membentuk kelompok bintang yang disebut dengan Galaksi. Galaksi kita bernama Bima Sakti yang memuat sekitar 100 milyard bintang-bintang. Bentuknya seperti cakram dengan diameter tahun perjalanan cahaya. Kecepatan cahaya adalah km/detik. Jadi, tahun cahaya = x 365 x 24 x 60 x 60 x km… subhanallah…. Lebih mengagumkan lagi, ternyata galaksi juga jumlahnya luar biasa banyak. Sekitar 100 milliar galaksi akan membentuk cluster galaksi. Bayangkan, betapa besarnya cluster galaksi ini! Anda bisa hitung berapa banyak bintang-bintang yang ada di sebuah cluster galaksi? Subhanallah… Inilah bukti kebesaran Allah. Cluster galaksi pun banyak jumlahnya. Nah, bintang-bintang yang tak terhitung banyaknya itulah yang menempati langit QS Al Buruj. Subhanallah, betapa luasnya langit… Tentang Tujuh Langit Sang Maha Pencipta secara tegas menginformasikan bahwa langit berjumlah tujuh. Untuk pemahaman langit versi pertama Langit sughro, yang mendefinisikan langit adalah atmosfer, maka jelas bahwa yang dimaksud tujuh langit adalah lapisan-lapisan atmosfer yang berjumlah tujuh buah itu. Bagaimana dengan tujuh langit kubro? Inilah yang masih menjadi misteri besar bagi manusia. Ada beberapa pemahaman tentang ini. Ada yang memahami bahwa langit kubro ini juga secara fisik berlapis-lapis, sebagaimana langit sughro. Ada juga yang memahaminya bukan sebagai lapisan fisik, tapi lapisan dimensi sebagaimana terdapat dalam buku Terpesona di Sidratil Muntaha, karya Agus Mustofa. Jika langit kubro pertama yang kita tempati berdimensi 3, maka langit ke-2, 3, 4 dst adalah alam berdimensi 4, 5, 6 dst. Pemahaman versi ini mengatakan bahwa manusia hidup di langit dimensi 3, jin hidup di alam langit dimensi 4, arwah orang awam hidup di alam langit dimensi 5, arwah para aulia, syuhada, malaikat, dan para nabi hidup di alam langit dimensi yang lebih tinggi tergantung kedudukannya. Waktu peristiwa isra miraj, nabi bertemu dengan beberapa nabi di berbagai lapisan langit. Nabi Muhammad bertemu Nabi Ibrahim di langit ke tujuh, bertemu Nabi Musa di langit ke enam. Juga bertemu dengan nabi Adam, Nabi Yusuf di lapisan langit-langit lainnya. Agus Mustafa, Terpesona di Sidratil Muntaha. Penghuni langit berdimensi lebih rendah tidak dapat melihat penghuni langit berdimensi lebih tinggi. Tapi penghuni langit berdimensi lebih tinggi dapat melihat penghuni langit yang berdimensi lebih rendah. Itulah sebabnya – Manusia tidak dapat melihat jin tapi jin dapat melihat manusia – Kita tida bisa mendengar rintihan arwah yang sedang disiksa, tapi arwah dapat mendengar bunyi alas kaki para pengantar jenazahnya Bagaimanapun, tentang tujuh langit adalah misteri. Hanya Sang Khalik yang tahu pasti. Wallahu alam bishowab. Tambahan Informasi di dalam al-Qur’an al-Karim Al-Qur’an al-Karim, perkataan Tuhan, menuturkan kepada kita tentang tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan bumi di dalam dua ayat berikut Baqarah29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan- Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Israa’44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. Fushshilat12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Qs. 67 Mulk3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang- ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Qs. 65 Thalaaq12. Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan SEPERTI ITU PULA BUMI. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. Ayat pertama bericara kepada kedua tentang dua sifat langit bilangan langit itu, yaitu tujuh, dan bentuk langit, yaitu berlapis-lapis. Inilah arti kata thibaqan yang kita temukan di dalam kitab-kitab tafsir al-Qur’an dan kamus-kamus bahasa Arab. Sedangkan ayat kedua menegaskan bahwa bumi itu menyerupai langit, dan hal itu diungkapkan dengan kalimat, Dan seperti itu pula bumi.’ Sebagaimana langit itu berlapis-lapis, maka begitu pula bumi, dan masing-masing jumlahnya tujuh lapisan. Informasi dalam Sunnah Seandainya kita meneliti hadits-hadits Rasulullah saw, maka kita menemukan sebuah hadits yang menegaskan keberadaan tujuh lapis bumi, maksudnya tujuh lapis yang sebagiannya membungkus sebagian yang lain. Nabi saw bersabda, Barangsiapa yang menyerobot sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis bumi.’ HR Bukhari Kata menimbun di sini diungkapkan dengan kata thawwaqa yang secara bahasa berarti meliputinya dari semua sisi. Pertanyaannya di sini adalah Bukankah hal ini merupakan mukjizat Nabawi yang besar? Bukankah hadits yang mulia ini telah menentukan bilangan lapisan bumi, yaitu tujuh, dan menentukan bentuk lapisan itu, yaitu meliputi dan menyelubungi. Bahkan hadits ini memuat sinyal tentang bentuk bulat atau semi-bulat. Al-Qur’an dan Sunnah telah mendahului ilmu pengetahuan modern dalam mengungkapkan fakta yang ilmiah ini. Selain itu, al-Qur’an juga telah memberi kita penelasan yang tepat mengenai struktur bumi dengan menggunakan kata thibaqan. Meski Rasulullah Muhammad SAW memiliki banyak mukjizat fisik seperti menyembuhkan orang lumpuh, membelah bulan, berbicara dengan binatang seperti Nabi Sulaiman, para sahabat berjalan diatas laut, memberi makan ribuan orang dengan sikit makanan, dan masih sekitar 300 mukjizat lainnya yang telah sy tulis dalam wall post 1 bulan lepas, tapi tetaplah Qur’an ialah Mukjizat terbesar & sepanjang masa. Itulah mengapa Qur’an disebut mukjizat terbesar & sepanjang masa kerana banyak ayat Qur’an yang baru dapat dibuktikan oleh peralatan modern abad terahir. Mulai dari Astronomi, Geology, Biology, Math, chemistry, Oceanography dan segala bidang. Sebuah Mukjizat terbesar berupa sebuah buku yang diturunkan melalui seorang Al-Amin tak pernah berbohong yang tak dapat membaca dizaman kuno kepada ummat terakhir yang pintar dan selalu membaca buku di zaman modern dan baru dapat dibuktikan oleh peralatan akhir zaman. Siapa lagi yg mewahyukan jika bukan PENCIPTA ALAM SEMESTA? Jadi,,, 1 bukti lagi… ISLAM TERBUKTI BENAR…. Ali Imran85 Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka SEKALI-KALI TIDAK AKAN DITERIMA daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi Ali Imran19 Sesungguhnya agama disisi Allah HANYALAH Islam. Tiada berselisih orang- orang yang telah diberi Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab- Nya Informasi di dalam al-Qur’an al-Karim Al-Qur’an al-Karim, perkataan Tuhan, menuturkan kepada kita tentang tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan bumi di dalam dua ayat berikut Baqarah29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu dijadikan- Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Israa’44. Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. Fushshilat12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Qs. 67 Mulk3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang- ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Qs. 65 Thalaaq12. Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan SEPERTI ITU PULA BUMI. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. Ayat pertama bericara kepada kedua tentang dua sifat langit bilangan langit itu, yaitu tujuh, dan bentuk langit, yaitu berlapis-lapis. Inilah arti kata thibaqan yang kita temukan di dalam kitab-kitab tafsir al-Qur’an dan kamus-kamus bahasa Arab. Sedangkan ayat kedua menegaskan bahwa bumi itu menyerupai langit, dan hal itu diungkapkan dengan kalimat, Dan seperti itu pula bumi.’ Sebagaimana langit itu berlapis-lapis, maka begitu pula bumi, dan masing-masing jumlahnya tujuh lapisan. Lazimnya, pada awalnya, kita beragama cuma ikut orang tua sahaja. Kita tak fikir agama benar atau salah. Jika kita lahir di timur dari keluarga islam, maka kita islam. Jika kita lahir di barat dari keluarga christian, maka kita christian. Jika kita lahir di Himalaya dari keluarga budha, maka kita jadi bhisksu. 19 keyakinan, meski yakin sangat dengan seyakin-yakinnya, maka tetap lah tak bermakna ada 19 Tuhan,tetap Tuhan cm 1 ! 1 Tuhan bmakna 1 Agama yg sebenar,macam mana kita boleh tahu sebuah agama benar??? Jadi, dalam soalan ini kita TIDAK BICARA TENTANG KEYAKINAN, tapi kita paparkan BUKTI KEBENARAN. Jika Islam Benar, apa buktinya? Jika Christian Benar, apa buktinya? Untok membuktikan sebuah agama benar, maka tak boleh ditengok dari kesalahan ummatnya, kerana ummat tetaplah manusia yg tak sempurna. Jika di negeri muslim ramai orang miskin yg beragama islam, maka itu tak bererti islam buruk, kerana di philipin yg miskin sangat agamanya ialah katholik. Jika di negeri muslim ramai pesalah/penjahat yg masuk lokap/penjara ialah ramai yg beragama islam, maka tak bererti islam buruk, kerana di brazil yg menjadi pesalah/napi di lokap ialah beragama christian atau katholik. Pembuktian sebuah agama benar pun tak boleh ditengok dari pendapat orang, kerana ada ramai pendapat orang dimuka bumi ini yg satu sama lain berbeza. Pembuktian sebuah agama benar kena dilihat dari kitabnya, jika memang kitab itu dari Tuhan, maka TAK BOLEH ada kesalahan sesikit apapun. Mari kita sama buktikan 2 hal sahaja 1. Bukti nyata Qur’an ialah mukjizat terbesar & sepanjang masa 2. Bukti nyata alkitab christian ramai kesalahan soalan ajaran & ayatnya Tambahan Lagi Ilmu Alamiyah Dasar KATA PENGANTAR Segala puji kepunyaan Allah Rabb semesta alam, semoga salawat dan salam-Nya terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw dan seluruh kerabat, para sahabat dan para pengikut-pengikutnya. Sehingga mendapatkan kemudahan dalam mengerjakan makalah “Ilmu Alamiyah Dasar ” yang harus diselesaikan. Penulis juga mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam mendukung makalah ini, sehingga diharapkan bisa menghasilkan dan memaparkan penjelasan yang lebih jelas. Dalam penulisan ini, pasti tidak akan luput dari kesalahan. Sehingga diharapkan bagi pembaca agar memberikan kritik dan saran supaya penulis mengetahui dan memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam penulisan ini. Akhirnya dengan ini, penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat baik dari pembaca maupun penulis. Malang, 11 Juni 2011 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam Al-Quran, telah banyak mengupas dan menjelaskan secara rinci dan jelas bahwa apa yang ada di dalam bumi dan jagat raya ini adalah penguasaan Allah SWT. Dalam hal ini akan di paparkan tentang Fii sittati ayyam, Sab’ah Samawat, dan Rowasiyah, yang di jelaskan dalam berbagai tafsir. Di antaranya dari tafsir klsik dan kontemporer, yang bertujuan untuk bisa mengetahui apa maksud dari kalimat-kalimat tersebut. 2. 2 Rumusan Masalah  Bagaimana Fii Sittati Ayyam dalam Tafsir Klasik/ jalain?  Bagaimana Fii Sittati Ayyam dalam Tafsir Bir Ra’yi?  Bagaimana Fii Sittati Ayyam dalam Tafsir Kontrmporer ?  Bagaimana Sab’ah Samawaat dalam Tafsir Klasik?  Bagaimana Sab’ah Samawaat dalam Tafsir Bir Ra’yi?  Bagaimana Sab’ah Samawaat dalam Tafsir Kontemporer?  Bagaimana Rowasiyah dalam Tafsir Klasik?  Bagaimana Rowasiyah dalam Tafsir Bir Ra’yi?  Bagaimana Rowasiyah dalam Tafsir Kontemporer?  Bagaimana Perbandingan dari Ketiga Kalimat-Kalimat itu? 3. 3 Tujuan Dengan ditulisnya makalah ini, bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan kalimat-kalimat itu. Sehingga bisa mengamalkan apa yang ada di dalam memperjuangkan Agama yang paling mulia disisi Allah SWT. BAB II PEMBAHASAN 2. 1 Fii Sittati Ayyam dalam Tafsir Klasik Dalam Al-Qur’an, telah memaparkan tentang mana dari Fii Sittati Ayyam yang ada pada surat Ke-7 Al-A’raf Tempat Yang Tinggi ayat 54 yang berbunyi “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa”. Menurut ukuran hari dunia atau yang sepadan dengannya, sebab pada zaman itu masih belum ada matahari. Akan tetapi ji9ka Allah menghendakinya niscaya Ia dapat menciptakannya dalam sekejab mata, adapun penyebutan hal ini, di maksud guna mengajari makhluk-Nya agar tekun dan sabar dalam mengerjakan sesuatu lalu Dia bersemayam di atas Arasy Arasy menurut istilah bahasa artinya singgasana raja, yang dimaksud dengan bersemayam ialah yang sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya Dia menutupkan malam kepada siang bisa dibaca Takhfif yakni Yughsyii dan dibaca Tasydid, yakni Yughasysyii, artinya keduanya itu saling menutupi yang lain secara silih berganti yang mengikutinya masing-masing di antara keduanya itu mengikuti yang lainnya dengan cepat secara cepat dan di ciptakan-Nya pula matahari dan bitang-bintang dengan dibaca Nashab diathafkan kepada As Samaawaat, dan dibaca Rafa’ sebagai Mubtada sedangkan khabarnya ialah masing-masing tunduk patuh kepada perintah-Nya kepada kekuasaan-Nya ingalah, menciptakan itu hanya hak Allah semuanya dan memerintah kesemuanya adalah hak-Nya pula maha suci Maha Besar Allah, Tuhan pemelihara semesta Alam. Proses penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an sering menggunakan istilah sittati ayyam atau biasa di sebut ”enam hari”. Istilah ini antara lain terdapat pada surat [7] 54, [10] 3, [11] 7, [25] 59, [32] 4, dan [50] 38. Selain ayat-ayat tersebut, ada juga beberapa ayat yang berkaitan dengan penciptaan alam semesta seperti dalam surat [41]9, 10, 12 dan [79] 27-33. Untuk memahami arti sittati ayyam dalam konteks penciptaan alam semesta, masing-masing ayat tersebut tidak bisa ditafsirkan secara terpisah. Para mufassir meyakini bahwa sebagian ayat Al-Qur’an menafsirkan sebagian yang lain Al-Qur’anu yufassiru ba’dluhu ba’dlan. Sehingga istilah sittati ayyam harus ditafsirkan dengan melihat ayat-ayat lain yang terkait penciptaan alam semesta. Akan tetapi, jika kita membandingkan ayat-ayat tersebut, akan terlihat sebuah permasalahan dalam Surat Fushshilat ayat 9, 10, dan 12. Dalam ayat 9 disebutkan ”….yang menciptakan Bumi dalam dua masa……”, kemudian dalam ayat 10 ”…..menentukan padanya kadar makanan-makanan penghuni nya dalam empat masa….”, dan ayat 12 ”maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa…….”. Jika masa-masa dalam ketiga ayat tersebut dijumlahkan, maka jumlahnya menjadi 8 masa, bukan 6 masa sittati ayyam seperti yang telah disebutkan dalam ayat-ayat lainnya. Apakah hal ini berarti ada kontradiksi dalam Al-Qur’an? Tentu tidak akan ada mufassir yang beranggapan demikian. Sebagian mufassir kemudian mencoba menafsirkan rangkaian ayat tersebut sebagai berikut. Mula-mula Bumi diciptakan selama dua masa surat [41]9. Setelah itu, diciptakan pula isinya selama dua masa. Jadi, istilah ”empat masa” dalam surat [41]10 sebenarnya memasukkan dua masa penciptaan Bumi dalam ayat sebelumnya. Dilanjutkan dengan penciptaan langit selama dua masa surat [41]12, maka jumlah keseluruhannya ialah enam, bukan delapan masa. Dalam ketiga ayat tersebut di atas, terdapat tiga istilah yang agak berbeda maknanya, namun diterjemahkan sama rata sebagai ”penciptaan”. Pertama, khalaqa pada surat [41]9 yang bermakna ”menciptakan dari bahan yang belum ada sebelumnya”. Kedua, ja’ala dalam surat [41]10, yang bermakna ”menyusun, mengolah bahan yang telah ada sebelumnya menjadi ciptaan baru”. Istilah ketiga ialah qadla dalam kata faqadlahunna surat [41]12. Istilah ini bermakna ”menetapkan”. Penggunaan istilah qadla ”menetapkan” dalam ayat [41]12 terkait dengan penciptaan langit ”Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa…” Selain Al-Qur’an, sejumlah hadits juga mengabarkan penciptaan alam semesta. Salah satunya adalah hadits At-Thabari nomor yang terdapat dalam Shahih Muslim. Berbeda dengan Al-Qur’an, hadits ini menjelaskan bahwa alam semesta tercipta dalam 7 hari. Menurut hadits tersebut, Allah SWT menciptakan tanah pada hari Sabtu. Lalu, menciptakan gunung pada hari Ahad dan pepohonan di hari Senin. Kemudian menciptakan hal-hal negatif pada hari Selasa, cahaya di hari Rabu, dan mengembangbiakkan ciptaannya pada hari Kamis. Terakhir, Allah menciptakan Adam pada hari Jum’at ba’da Ashar. Hadits lain juga menyebutkan bahwa Allah SWT memulai penciptaan Bumi pada hari Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan selesai hari Jum’at 6 hari. Asumsi yang digunakan ialah 1 hari dalam hadits ini sama dengan 1000 tahun. Jadi, mana yang benar? Enam, tujuh, atau berapa? Kita harus ingat bahwa penyebutan angka tidak mesti bermakna eksak. Misalnya saja angka 7 dalam bahasa Arab menunjukkan jumlah yang banyak, kaki seribu yang berarti berkaki banyak, dan 1001 malam untuk menggambarkan banyaknya kisah di Negeri Persia. Jadi, apakah sittati ayyam memang menyebutkan tahapan penciptaan alam semesta, atau sekadar menunjukkan bahwa penciptaan alam itu sangat rumit sehingga perlu digambarkan dalam bilangan yang lebih dari tiga? Dalam tafsir lama maupun modern, belum ada penjelasan rinci tentang sittati ayyam. Istilah ini diterima secara imani saja, bukan sebagai sebuah isyarat ilmiah. Meskipun demikian, bukan berarti penafsiran ilmiah tidak diperlukan. Tafsiran ilmiah apapun atas sittati ayyam dapat diterima asalkan tidak bertentangan dengan tafsiran ayat lain. Dalam penafsiran dikenal teori munasabah, yaitu sebuah ayat yang selalu terkait dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Ayat-ayat itu berisi penjelasan mengenai karya Allah SWT seperti penciptaan alam, selalu mengawali ayat-ayat berisi penjelasan mengenai tauhid. Sehingga, setiap penafsiran mengenai penciptaan alam harus bermuara pada ketauhidan. Al-Qur’an memang memiliki karakteristik yang mengagumkan, sebagaimana ungkapan Ibnu Abbas, ”Al-Qur’an itu bagaikan permata yang memancarkan cahaya dari sisi yang berbeda-beda.” 2. 3 Fii Sittati Ayyam dalam Tafsir Bir Ra’yi Dalam tafsir ini, menjelaskan tentang fii sittati ayyam yang tertulis juga dalam Al-Qur’an surat al- A’raf ayat 54 “Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Tidak ada lagi kamu selain-Nya satu penolong pun dan tidak juga pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. Perbedaan pendapat ulama tentang makna sittati ayyam atau enam hari telah di jelaskan ketika menafsirkan Qs. Al-A’raf [7] 54 dan Qs. Hud [11] 7. Di sini telah mengemukakan bahwa ada ulama yang memahami kalimat tentang enam hari itu dalam enam kali 24 jam. Namun, menurut pendapat ulama yang lain bahwa manusia mengenal perhitungan. Perhitungan ini, berdasarkan kecepatan cahaya, suara, atau kecepatan detik-detik jam. Bahkan seperti yang ditulis ilmuan Mesir Zaghlul an Najjar, pada masa silam peredaran bumi lebih cepat dari masa-masa sesudahnya, dan ini juga berarti pertambahan jumlah hari-hari dalam sebuah tahun. Pada periode Cambrian, sekitar 600 miliun tahunyang lalu setahun sama dengan 425 hari, lalu pada pertengan periode Ordovician sekitar 450 miliun tahun yang lalu jumlah hari dalam setahun sama dengan 385 hari. Dengan demikian bumi dari hari ke hari melambat peredarannya sehingga sekarang setahun sama dengan 365 hari atau 365 hari, lima jam , 49 menit dan 12 detik. 2. 3 Fii Sittati Ayyam dalam Tafsir Kontrmporer Jika dilihat dari urutan pembahasan ketiga ayat tersebut, maka ”penetapan” tujuh langit berada pada bagian paling akhir rangkaian penciptaan. Namun, mengingat alam semesta senantiasa berproses, maka ”menetapkan” di sini tidak bisa disamakan dengan ”menyelesaikan”. Yang ”selesai” bukanlah fisik langit atau alam semesta, melainkan hukum-hukumnya. Dengan hukum-hukum itulah, alam semesta terus menerus berproses. Hal lain yang menarik ditinjau adalah kata sittati ayyam dalam Al-Qur’an selalu diawali oleh kata fii yang menunjukkan suatu proses yang kontinyu, tanpa ada jeda. Berdasarkan ini dan uraian mengenai ketiga istilah sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penciptaan alam semesta terjadi melalui sejumlah tahapan yang kontinyu dimulai dengan penciptaan dari ketiadaan, penciptaan baru dari ciptaan-ciptaan sebelumnya, hingga penetapan hukum-hukum alam. 2. 4 Sab’ah Samawaat dalam Tafsir Klasik “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis” yakni sebagian di antaranya berada di atas sebagian yang lain tanpa bersentuhan. Dalam pengertian ini, Allah telah menciptakan langit dengan berlapis-lapis yang mempunyai maksud-maksud tertentu. Karena dalam perkembangan dan pengetahuan yang telah terkumpulkan bahwa langit yang ketujuh itu terletak di super galaksi yang banyak sekali gumpalan-gumpalan meteor dan byak galaksi yang terkumpul didalamnya. 2. 4 Sab’ah Samawaat dalam Tafsir Bir Ra’yi Dalam Al-qur’an juga telah dipaparkan dengan secara rinci, yaitu dalam Al-Qur’an surat Mulk ayat 3-4 “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak melihat pada ciptaan ar-Rahman sedikitpun ketidak seimbangan. Maka ulangilah pandangan itu adakah engkau melihat sedikitpun keretakan? Kemudian ulangilah pandangan itu dua kali niscaya akan kembali kepadamu pandangan itu kecewa, dan ia menjadi lelah.” Ayat diatas menjelaskan bahwa yang telah menciptakan tujuh langit berlapis lapis seresai dan sangat harmonis Engkau siapa pun engkau kini dan masa datang tidak melihat pada ciptaan-Nya yang kecil maupun yang besar ketidaksinambungan. Sab’a samawat/ tujuh langit di pahami oleh para ulama’ dalam arti planet-planet yang mengitari tata surya, selain bumi karena itulah karena dapat terjangkau oleh pandangan mata serta pengetahuan manusia, paling tidak saat turunnya al-Qur’an. Hemat penulis ayat dapat dipahami juga lebih umum dari pada itu, karena angka tujuh bisa merupakan angka yang menggantikan kata banyak. Dalam Al-Qur’an, diungkapkan juga dalam surat Hud ayat 7 “Sesungguhnya Allah telah menentukan keterangan-keterangan dari seluruh makhluk, seluruhnya Dia menciptakan semua langit dan bumi, tahun lebih dahulu. Dan ArsyNya adalah di atas air”. Ayat ini telah memberikan isyarat, bahwasannya penentuan takdir yang akan ditempuh sekalian makhluk telah diaturkan terlebih dahulu sampai kepada hal yang berkecil-kecil, tahun sebelum ketujuh langit dan bimi itu dijadikan. Maka bertambah dapat difahamkan bahwa menciptakan ketujuh langit diserambi bumi itu adalah dalam masa enam hari, yang berapa sebenarnya bilangan sehari itu, hanya Allah yang Maha mengetahuinya. Itu juga dijelaskanlah dalam ayat ini, bahwasannya dibawah naungan langit yang tinggi, di atas dihamparan bumi yang luas I I, manusia hidup ialah untuk di cobai, sanggupkah dia mengerjakan perbuatan yang baik atau tidak. Manusia wajib selalu mengasuh budinya dan melatih akalnya, supaya dia mendapat cetusan dari ilmu Tuhan. Tidak ada barang suatu pun ala mini, baik di langit ataupun di bumi yang dijadikan Tuhan dengan kacau-balau. Penambahan ilmu akan menambah kuatnya iman, dan iman yang kuat akan menambah baiknya dan tingginya mutu amalan. Sab’ah Samawaat dalam Tafsir Kontemporer Menarik menyimak argumentasi para peminat astronomi tentang makna sab’a samaawaat tujuh langit. Namun ada kesan pemaksaan fenomena astronomis untuk dicocokkan dengan eksistensi lapisan-lapisan langit. Di kalangan mufasirin lama pernah juga berkembang penafsiran lapisan-lapisan langit itu berdasarkan konsep geosentris. Bulan pada langit pertama, kemudian disusul Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus pada langit ke dua sampai ke tujuh. Konsep geosentris tersebut yang dipadukan dengan astrologi suatu hal yang tidak terpisahkan dengan astronomi pada masa itu sejak sebelum zaman Islam telah dikenal dan melahirkan konsep tujuh hari dalam sepekan. Benda-benda langit itu dianggap mempengaruhi kehidupan manusia dari jam ke jam secara bergantian dari yang terjauh ke yang terdekat. Bukanlah suatu kebetulan 1 Januari tahun 1 ditetapkan sebagai hari Sabtu Saturday — hari Saturnus — atau Doyobi dalam bahasa Jepang yang secara jelas menyebut nama hari dengan nama benda langitnya. Pada jam itu Saturnus yang dianggap berpengaruh pada kehidupan manusia. Bila diurut selama 24 jam, pada jam berikutnya jatuh pada matahari. Jadilah hari berikutnya sebagai hari matahari Sunday, Nichyobi. Dan seterusnya. Hari-hari yang lain dipengaruhi oleh benda-benda langit yang lain. Secara berurutan hari-hari itu menjadi hari Bulan Monday, getsuyobi, Senin, hari Mars Kayobi, Selasa, hari Merkurius Suiyobi, Rabu, hari Jupiter Mokuyobi, Kamis, dan hari Venus Kinyobi, Jum’at. Itulah asal mula satu pekan menjadi tujuh hari. Pemahaman tentang tujuh langit sebagai tujuh lapis langit dalam konsep keislaman mungkin bukan sekadar pengaruh konsep geosentris lama, tetapi juga diambil dari kisah mi’raj Rasulullah SAW. Mi’raj adalah perjalanan dari masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha yang secara harfiah berarti tumbuhan sidrah yang tak terlampaui’, suatu perlambang batas yang tak ada manusia atau makhluk lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur’an dan hadits yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha Secara sekilas kisah mi’raj di dalam hadits shahih sebagai berikut Mula-mula Rasulullah SAW memasuki langit dunia. Di sana dijumpainya Nabi Adam yang dikanannya berjejer para ruh ahli surga dan di kirinya para ruh ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke tujuh. Di langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma’mur, tempat malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi. Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam pena’. Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik bathin di surga, dua sungai fisik dhahir di dunia sungai Efrat di Iraq dan sungai Nil di Mesir. Jibril juga mengajak Rasulullah SAW melihat surga yang indah. Inilah yang dijelaskan pula dalam Al-Qur’an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha itu pula Nabi melihat wujud Jibril yang sebenarnya. Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah shalat wajib. Langit samaa’ atau samawat di dalam Al-Qur’an berarti segala yang ada di atas kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, batuan, debu, dan gas yang bertebaran. Dan lapisan-lapisan yang melukiskan tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak dikenal dalam astronomi. Ada yang berpendapat lapisan itu ada dengan berdalil pada QS 673 dan 7115 sab’a samaawaatin thibaqaa. Tafsir Depag menyebutkan “tujuh langit berlapis-lapis” atau “tujuh langit bertingkat-tingkat”. Walaupun demikian, itu tidak bermakna tujuh lapis langit. Makna thibaqaa, bukan berarti berlapis-lapis seperti kulit bawang, tetapi berdasarkan tafsir/terjemah Yusuf Ali, A. Hassan, Hasbi Ash-Shidiq, dan lain-lain bermakna bertingkat-tingkat, bertumpuk, satu di atas yang lain. “Bertingkat-tingkat” berarti jaraknya berbeda-beda. Walaupun kita melihat benda-benda langit seperti menempel pada bola langit, sesungguhnya jaraknya tidak sama. Rasi-rasi bintang yang dilukiskan mirip kalajengking, mirip layang-layang, dan sebagainya sebenarnya jaraknya berjauhan, tidak sebidang seperti titik-titik pada gambar di kertas. Lalu apa makna tujuh langit bila bukan berarti tujuh lapis langit? Di dalam Al-Qur’an ungkapan tujuh’ atau tujuh puluh’ sering mengacu pada jumlah yang tak terhitung banyaknya. Dalam matematika kita mengenal istilah “tak berhingga” dalam suatu pendekatan limit, yang berarti bilangan yang sedemikian besarnya yang lebih besar dari yang kita bayangkan. Kira-kira seperti itu pula, makna ungkapan “tujuh” dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Misalnya, di dalam Luqman27 diungkapkan, “Jika seandainya semua pohon di bumi dijadikan sebagai pena dan lautan menjadi tintanya dan ditambahkan tujuh lautan lagi, maka tak akan habis Kalimat Allah.” Tujuh lautan bukan berarti jumlah eksak, karena dengan delapan lautan lagi atau lebih kalimat Allah tak akan ada habisnya. Sama halnya dalam Q. S. 980 “…Walaupun kamu mohonkan ampun bagi mereka kaum munafik tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampun….” Jelas, ungkapan “tujuh puluh” bukan berarti bilangan eksak. Allah tidak mungkin mengampuni mereka bila kita mohonkan ampunan lebih dari tujuh puluh kali. Jadi, tujuh langit’ semestinya difahami pula sebagai benda-benda langit yang tak terhitung banyaknya, bukan sebagai lapisan-lapisan langit. Lalu apa makna langit pertama, ke dua, sampai ke tujuh dalam kisah mi’raj Rasulullah SAW? Muhammad Al Banna dari Mesir menyatakan bahwa beberapa ahli tafsir berpendapat Sidratul Muntaha itu adalah Bintang Syi’ra, yang berarti menafsirkan tujuh langit dalam makna fisik. Tetapi sebagian lainnya, seperti Muhammad Rasyid Ridha juga dari Mesir, berpendapat bahwa tujuh langit dalam kisah isra’ mi’raj adalah langit ghaib. Dalam kisah mi’raj itu peristiwa fisik bercampur dengan peristiwa ghaib. Misalnya pertemuan dengan ruh para Nabi, melihat dua sungai di surga dan dua sungai di bumi, serta melihat Baitur Makmur, tempat ibadah para malaikat. Jadi, saya sependapat dengan Muhammad Rasyid Ridha dan lainnya bahwa pengertian langit dalam kisah mi’raj itu memang bukan langit fisik yang berisi bintang- bintang, tetapi langit ghaib. Rowasiyah dalam Tafsir Klasik Pada Al- Qur’an Surat Fusshilat ayat 10. Kata fiiha Rawasiyah yang berarti di Bumi itu gunung- gunung yang kokoh dan kuat. Rawasiyah yang berarti pengokoh dan peneguh, gunung- gungn adalah penghambat angin, laksana katalisator pembagi strom listrik jangan langsung saja, dan penampung hujan dan mengalir dengan teratur dari puncak-puncak. Rawasi terambil dari kata arr-rasw yakni kemantapan pada satu tempat. Dari sini gunung- gunung, karena ia kekar tidak bergerak dari tempatnya, di tunjuk dari kata rawasi yang merupakan jama’ dari kata raasiin. Rowasiyah dalam Tafsir Bir Ra’yi Dalam Al-Qu’an juga di jelaskan dalam surat an-Nahl aayat 15 “Dan dia mencampakkan di bumi gunung-gunung supaya ia tidak goncang bersama kamu dan sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk”. Kata rawasi terambil dari kata ar-rasw atau ar-rusuwwu yakni kemantapan pada satu tempat. Dari sini, gunung-gunug, karena ia kekar tidak bergerak dari tempatnya, di tunjuk dengan kata rawasi yang merupakan bentuk dari kata rasin. Rowasiyah dalam Tafsir Kontemporer Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan pada surat Al-Ambiya’ ayat 32 Rawasiy, yang bermakna sangat kokoh karena akar-akarnya menancap jauh kedalam lapisan kulit. Akar-akar itu dapat di ibaratkan seperti pasak penyangga, selain itu kerapatan-kerapatan jarak gunung-gunung dan akar-akarnya itu tidak lebih dari kerapatan kulit bumi yang mengelilinginya. Itu semua di ciptakan demikian agar, tekanan dalam kulit bumi terbagi secara merata ke semua arah. Dengan demikian tidak terjadi pergeseran atau perenggangan dan menimbulkan pengaruh yang berarti. Dan juga di sebutkan dalam surat an-Naml ayat 61 yang dijelaskan bahwa antara gunung-gunung yang tertancap di bumi itu sungai-sungai, dan yang menjadikan untuknya yakni untukm bumi itu gunung-gunung yang kokoh sehingga bumi tidak goncang dan menjadikan pula antara dua laut pemisah sehingga air laut dan sungai tidak tercampur. BAB III PENUTUP Kesimpulan Banyak yang sudah kita ketahui bahwa fii sittati ayyam artinya enam masa. yang berarti Allah telah menciptakan apa yang ada di bumi dengan sangat sempurna. Dalam penafsiran ini, menyebutkan bahwa pada awal bumi itu diciptakan selama dua masa, kemudian diciptakan beserta isinya selama dua masa. Jadi, makna dari ”empat masa” sebenarnya memasukkan dua masa penciptaan bumi. Di teruskan dengan penciptaan langit selama dua masa, sehingga jumlah keseluruhannya adalah enam, bukan delapan masa. Sab’ah samawat, artinya sebagai tujuh langit, dalam penafsiran ini menjelaskan tentang planet-planet yang mengitari tata surya, yaitu selain bumi. Di karenakan bisa terjangkau dengan pandangan mata dan pengetahuan manusia. Dan letaknya di super galaksi yang banyak terkumpul meteor-meteor dan galaksi-galaksi. Rawasiyah, dalam tafsir ini banyak yang menjelaskan bahwa makna dari Rawasiyah itu adalah gunung. Karena didalam bumi, ada suatu gumpalan yang sangat kokoh dan kuat sehingga bisa menopang dan menyeimbangkan dataran atau apa yang ada di dalam bumi. DAFTAR PUSTAKA Hamka, Tafsir Al-Azhar,Singapura Pustaka Nasional,1993. Jalaluddin, Imam al-Mahali & Imam as-suyuthi, Tafsir Jalalain jilid 2, Bandung Sinar Baru, 1990. Shihab, M. Quraish, Tafsir Al- Misbah, Jakarta Lentera Hati, 2002 Internet. Tujuh langit tidak berarti tujuh lapis, diakses pada tanggal 10 Juni 2011 dari “enam hari” Penciptaan Alam Semesta, diakses pada tanggal 10 juni 2011 dari Dalam bahasa Al-Quran, kata “sab’a” harfiah tujuh tidak selalu berarti sebuah bilangan bulat antara 6 dan 8. Kata sab’a terkadang menunukkan jumlah yang banyak sekali. Misalnya “tujuh lautan” di ayat 31 27, menunjukkan jumlah yang banyak —artinya andai sebanyak apa pun lautan dijadian tinta, ia tak akan sanggup menuliskan semua ilmu Allah. Fakta menarik kata “tujuh langit” muncul tujuh kali dalam dua redaksi sab’a samawat di ayat 2 29, 41 12, 65 12, 67 3, 71 15 dan as-samawat as-sabu di ayat 17 44, dan 23 86 TAFSIR RINGKAS QS. 67 3 “Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.” AL ALIM Al-Quran Edisi Ilmu Pengetahuan Munasabah, hlm. 562